Putus cinta dan bercerai adalah hal
yang dirasa sangat menyakitkan bagi sebagian orang. Terlebih pada mereka yang
benar-benar merasakan jatuh cinta pada pasangannya. Dimana mereka tidak
menganggap perasaan cinta mereka sebagai main-main belaka. Namun menganggapnya
sebagai cinta sejati dan yang terakhir. Sehingga ketika mereka harus merasakan
pahitnya putus cinta, keindahan panorama cinta seolah-olah telah musnah
tertelan sakitnya kegagalan cinta. Hingga karena begitu menusuknya rasa
sakitnya, tak sedikit yang jadi korban keganasanya. Bunuh diri atau hidup tanpa
pasangan seumur hidup.
Siapapun tentu tak ingin merasakan
kegagalan cinta. Baik pada mereka yang masih berstatus pacaran, apalagi yang
sudah berkeluarga. Namun ketika keadaan memaksakan untuk melakukannya, tak
banyak yang mampu untuk menghindarinya. Tak perduli siapakah orang tersebut.
Entah pejabat, pengusaha, bangsawan, publik figur atau hanya orang awam biasa.
Semua bisa melakukan atau menjadi korban dari kepahitan hidup bernama putus
cinta.
Walaupun tidak ada aturan yang
melarang seseorang memutuskan hubungan cinta, namun alangkah baiknya ketika
seseorang memahami etika dalam memutuskan pasangannya. Karena bagaimanapun,
tentu mereka pernah merasakan kebaikan dari seseorang yang dicintai tersebut.
Baik dalam bentuk materi atau pun non materi. Meskipun hubungan cinta mereka
mesti berakhir. Maka berikut ini adalah beberapa etika yang sebaiknya
diperhatikan ketika seseorang akan memutuskan cinta pasangannya :
Berterus teranglah kepada
pasangan anda akan perasaan yang dirasakan
Cinta dan jodoh adalah rahasia yang
benar-benar hanya dimiliki oleh Allah swt. Ini berarti kita tidak bisa
memastikan apakah hubungan kita bisa berlangsung dengan langgeng. Terlebih bagi
mereka yang masih dalam status hubungan pacaran. Karena akan ada begitu banyak
cobaan serta godaan yang akan menguji kekuatan hubungan cinta mereka. Bisa
dikarenakan faktor jarak, orang tua, maupun faktor status yang disandangnya.
Maka ketika keputusan untuk mengakhiri hubungan mesti diambil, berterus
teranglah kepada pasangan anda. Kenapa keputusan tersebut harus diambil.
Berilah pengertian yang bijaksana tanpa harus lebih menyiksa seseorang yang
kita putus cintanya. Sehingga andai pun sakit, orang yang kita putuskan
cintanya akan mudah untuk bangkit kembali dan melupakan kepedihan yang ada.
Carilah waktu dan suasana
yang tepat
Memutuskan cinta tentu akan
menyakitkan baik bagi pelaku itu sendiri terlebih lagi bagi si korban. Maka
carilah waktu dan suasana yang dianggap tepat untuk mengungkapkan keputusan
untuk mengakhiri hubungan cinta. Hal ini penting karena banyak diantara mereka
yang menyatakan keputusan ini pada situasi yang tidak tepat. Misalnya ketika
orang yang hendak diputuskan cintanya dalam keadaan sakit, bermasalah dengan
nilai ujian mereka, pekerjaan, teman atau keluarganya. Sehingga ketika
seseorang tersebut diputuskan cintanya, keadaan ini akan semakin menjatuhkan
kondisi mental mereka. Dan bisa menyebabkan depresi yang sangat mendalam. Dan
bisa dibayangkan bagaimana perasaan sakit hati dan tekanan hidup yang dirasakan
si korban. Maka berusahalah mencari situasi dan waktu yang tepat untuk
memutuskan cinta.
Tegaslah dalam memutuskan
hubungan cinta
Ketika keputusan untuk mengakhiri
cinta telah diambil dan dinyatakan, maka tegaslah dalam mengambil keputusan
tersebut. Jangan memberikan lagi harapan yang nanti justru akan semakin
menyakiti perasaan pasangan kita tersebut. Sehingga pada mereka yang merasakan
diputuskan perasaan cintanya, segera berusaha untuk menyembuhkan perasaan sakit
hati mereka. Dan berusaha cepat untuk melupakan kepahitan yang mereka rasakan.
Agar perasaan sakit dan pahit tidak terus berlarut-larut mereka rasakan.
Ikhlaskanlah
pemberian yang telah diberikan
Masa pacaran biasanya masa yang
penuh dengan keindahan belaka. Sehingga memberikan materi menjadi sesuatu yang
biasa untuk diberikan kepada pasangan. Namun sayangnya banyak diantara mereka
yang ketika hubungan cinta mereka telah berakhir, semua pemberian yang
diberikan selama hubungan pacaran mesti dikembalikan. Hingga pulsa telpon yang
pernah diberikan harus dibayar. Tentu sesuatu yang dianggap berlebihan. Dan
semakin menciptakan perasaan benci dan menghilangkan kebaikan. Padahal alangkah
baiknya jika semua pemberian selama proses hubungan cinta, tidak diminta atau
digugat kembali. Sehingga kebaikan seseorang akan tetap terkenang dalam
kehidupan seseorang. Dan menjadi nilai tersendiri meski berakhir dengan sesuatu
yang pahit.
Tetaplah menjalin
hubungan silaturahmi
Putus cinta bukanlah berarti
putus pula hubungan pertemanan atau silaturahmi. Maka ketika hubungan cinta
telah berakhir, tak ada salahnya ketika hubungan silaturahmi tetap terjalin.
Tentu tidak mudah untuk melakukannya. Tetapi minimal hubungan silaturahmi tetap
bisa terjalin dengan keluarga atau kerabatnya. Sehingga kesan permusuhan
atau balas dendam tidak ada disana. Memang berat dan butuh ketulusan tentunya
untuk melakukannya. Namun ini bukanlah hal yang tidak bisa dilakukan sama
sekali.
Setiap kita tentu memiliki keinginan
untuk membahagiakan orang lain. Terlebih pada orang-orang yang kita cintai.
Maka ketika cinta berawal dengan sesuatu yang manis dan penuh kebaikan, janganlah
kita mengakhirinya dengan sesuatu yang penuh dengan kepahitan dan keburukan.
Andai pun harus merasakan kepahitan, alangkah baiknya jika rasa itu tidak
terasa selama-lamanya dalam kehidupan hati seseorang. Sehingga kebaikan dan
keindahan selama menjalin hubungan cinta tetap terkenang sebagai kenangan yang
indah dan tak mudah untuk dilupakan.
sumber
sumber
0 komentar:
Posting Komentar