Subscribe:

Ads 468x60px

.

Sabtu, Februari 05, 2011

Menjadi Diri Sendiri

Bagaimana menjadi diri sendiri? Diri Anda adalah Anda dengan segala keunikan dan potensi yang Anda miliki. Menjadi diri sendiri adalah Anda tetap dalam keunikan Anda, tanpa harus mengikuti siapa pun. Para sahabat Rasulullah saw pun tetap pada keunikannya masing-masing. Abu Bakar as, Umar Bin Khathab as, Ustman bin Afan as, dan Ali as pun memiliki keunikan masing-masing tanpa mengurangi kemuliaannya.
Kemudian setiap manusia memiliki potensi. Potensi yang bisa digunakan untuk meraih sukses sesuai dengan keunikannya masing-masing. Untuk menjadi diri Anda sendiri, Anda harus mengoptimalkan semua potensi diri Anda, tanpa harus merubah keunikan Anda atau mengikuti orang lain. Saat keunggulan unik Anda belum dimunculkan secara optimal, maka Anda belumlah menjadi diri sendiri. Mungkin baru setengahnya, atau bahkan seperempatnya, atau baru 10 persen? Bahkan kurang?

Mana bisa menjadi diri sendiri yang seutuhnya jika kita belum mengoptimalkan potensi diri kita seutuhnya? Kita tidak pernah tahu sampai dimana potensi diri kita. Namun sejauh mana pun kita sudah mengoptimalkan potensi diri saat ini, kita masih bisa terus meningkatkannya. Anda masih bisa lebih baik dari saat ini, sesukses apa pun Anda saat ini. Tidak ada yang namanya pencapaian puncak dunia ini. Yang ada hanya nanti di akhirat saat bertemu Allah SWT.

Jadi selama di dunia, kita masih bisa memperbaiki diri kita. Kita jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan menjadikan hari esok menjadi lebih baik dari hari ini:
Barang siapa yang hari ini sama saja dengan kemarin, merugilah dia. Jika hari ini lebih buruk dari kemarin, dia celaka.Dan beruntunglah bila hari ini lebih baik dari kemarin.” (HR Bukhari)

Pengenalan diri

Sementara orang menjadi eling pada tingkat sadar, orang juga mulai menemukan iri hati, pergulatan, keinginan, motif, kecemasan yang terletak pada tingkat lebih dalam dari kesadaran. Bila batin tekun menemukan seluruh proses dirinya, maka setiap peristiwa, setiap reaksi menjadi cara untuk penemuan, cara pengenalan diri. JKrishnamurti.org - Daily Quote -------------------------------------------------------------

Uraian di atas ini tepat sekali menggambarkan apa yg saya rasakan dan kemudian saya tuliskan dg judul "Minum Kopi". Kesadaran saya kepada "ritual" minum kopi di pagi dan sore hari ternyata mengarah kepada pemahaman kemelekatan terhadap "ritual" itu dan perasaan-perasaan yang menyertainya. Oleh karena itu saya jadi sedikit paham mengenai "kemelekatan yang membebaskan" dan "kemelekatan yang semakin menambah ketergantungan atau melekat".

Dalam kehidupan sehari-hari, saya amati banyak orang yang menyadari bahwa dia tergantung (melekat) pada sesuatu hal; tapi kesadaran ini malah membuat pembenaran atas ketergantungan itu. Contoh paling gampang adalah merokok. Banyak orang sadar bahwa merokok itu merusak kesehatan, tidak baik bagi "kocek", dan kotor (karena meninggalkan abu dan puntung rokok sembarangan). Namun dengan pembenaran bahwa merokok itu mensejahterakan para buruh pabrik rokok dan petani tembakau, menyumbang devisa kepada negara (karena rokok menyumbang pajak besar sekali kepada negara), memberi pekerjaan kepada parah ahli (dokter, peneliti, dll); maka si orang itu terus saja merokok dengan enaknya. Ini yang saya sebut "kesadaran terhadap kemelekatan yang semakin membuat ketergantungan". Bila orang tersebut benar-benar sadar terhadap kemelekatannya, maka dia akan meninggalkan hal itu.

Menyadari pikiran seperti iri hati, keinginan, cemburu, ketakutan adalah sesuatu yg sangat sulit. Tapi seperti dibilang oleh Krishnamurti di atas, "Bila batin tekun menemukan seluruh proses dirinya, maka setiap peristiwa, setiap reaksi menjadi cara untuk penemuan, cara pengenalan diri."

Tampaknya jalan saya untuk mengenal diri sendiri masih sangat panjang.

Siapakah Aku Yang Sejati?